Penetapan harga emas dunia resmi ditetapkan setiap dua kali sehari dalam denominasi mata uang Dolar AS yaitu pada pukul 10.30 dan 15.30 waktu London, Inggris. Organisasi yang menetapkan harga emas tersebut adalah London Bullion Metals Association (LBMA), asosiasi dagang yang terdiri dari 150 perusahaan dari seluruh dunia yang berada pada industri rantai penyediaan emas dari hulu sampai ke hilir. Pada kesempatan ini, cuanvestasi akan membahas tentang faktor penggerak harga emas baik di Indonesia maupun di dunia. Semoga pasca membaca ini, rekan-rekan calon investor dapat memahami hal-hal yang menjadi penggerak harga emas sehingga dapat menentukan kapan saat yang tepat membeli emas maupun menjual emas. Yuk mari kita bahas!
Faktor Penggerak Harga Emas di Indonesia
1. Suplai dan Permintaan emas global
Kenaikan dan penurunan harga emas dipengaruhi oleh supply dan demand, sama seperti barang atau jasa dari aset-aset lainnya. Posisi supply emas relatif tetap karena kandungan emas dalam bumi yang terbatas dan adanya pembatasan penambangan emas yang dikhawatirkan dapat merusak alam. Dari sisi lain, demand emas biasanya berasal dari:
a. Perhiasan: Pada umumnya emas merupakan komponen utama dari perhiasan seperti cincin, kalung, liontin, dan sejenisnya.
b. Koin emas dan emas batangan: Emas seringkali dicetak dalam bentuk koin emas maupun emas batangan dan langsung diperjualbelikan kepada end-user/konsumen.
c. Teknologi: Emas termasuk kedalam konduktor listrik yang sangat baik dan menjadi bahan baku utama beberapa beberapa benda salah satunya yakni kabel.
d. ETF: Emas muncul sebagai produk investasi yang tergolong sebagai Exchange Traded Funds (ETF) sesuai dengan permintaan investor. Pada ETF, setiap dolar AS yang diinvestasikan kedalam produk tersebut dicadangkan menjadi emas (setelah dikurangi ongkos kelola). Oleh karena itu, setiap investor yang mempunyai ETF emas, maka ETF tersebut dicadangkan dalam bentuk emas juga. Begitu pula jika ada penjulan ETF emas, maka ada cadangan emas yang dijual/dilepas.
e. Bank sentral: Bank sentral menggunakan emas sebagai bagian dari aset cadangan (reserve asset) karena emas mempunyai ketahanan yang tinggi dalam mempertahankan nilainya terhadap depresiasi mata uang. Bank sentral biasa membeli emas untuk mempertahankan nilai tukar mata uangnya sendiri dari setiap potensi pelemahan.
Pada saat terjadi pandemi Covid-19, ketidak pastian ekonomi dan kenaikan inflasi menjadi hal yang cukup mengerikan bagi para investor. Emas langsung menjadi primadona investasi yang paling dicari investor disaat terjadi ketidak pastian ekonomi.
Akan tetapi, pada saat pemerintah berhasil memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan terhindar dari resesi, investor akan mulai menjauh dari emas dan beralih ke instrumen ekuitas yang lebih beresiko.
2. Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah
Emas mempunyai harga resmi alam mata uang Dolar AS. Harga emas yang tertera di negara lain merupakan harga emas dalam satuan Dolar dikalikan dengan nilai tukar mata uang tersebut pada harga saat ini. Artinya, harga emas di Indonesia merupakan turunan dari harga emas dunia dikalikan dengan nilai tukarnya terhadap Dolar AS. Formula penghitungan harga emas di Indonesia adalah sebagai berikut:
Harga emas dalam rupiah: Harga emas dalam Dolar AS x Nilai Tukar
Jika harga emas dunia berada pada level US$ 2.000 per ons (US$ 64,45 per gram) sedangkan kurs Rupiah terhadap Dolar AS adalah Rp 14.500 per Dolar, maka harga emas di Indonesia adalah Rp 934.525 per gram (US$ 64,45 x Rp 14.500).
Dalam hukum pasar pesaingan sempurna, harga emas tidak akan selisih jauh dari harga diatas, mengapa demikian ? karena jika harga emas di Indonesi lebih mahal dibanding emas yang dihitung dengan formula diatas, maka pelaku pasar akan termotivasi untuk melakukan suatu tindakan yang disebut trading arbitrase, suatu kegiatan mendulang keuntungan dengan memanfaatkan selisih harga instrumen pada dua pasar yang berbeda.
Secara sederhana, anggap harga emas di Indonesia sekitar Rp 1 juta per gram pada saat emas di pasar global Rp 932.525. Hal tersebut akan memicu investor untuk melakukan pembelian emas di pasar global dan menjualnya di pasar Indonesia untuk mendapatkan keuntungan dari selisih tersebut. Tentu pada kenyataanya, harga emas dalam Rupiah akan sedikit berbeda jika dibandingkan dengan harga emas dunia. Hal tersebut disebabkan oleh pedagang emas yang harus menghitung biaya penyimpanan dan distribusi yang mana seluruh komponen biaya itu tercermin ke harga emas. Selain itu, harga emas di Indonesia juga dipengaruhi oleh adanya kegiatan ekspor dan impor emas.
Platform Investasi Emas Digital
Sobat cuan, terdapat berbagai aplikasi investasi emas digital di Indonesia. Akan tetapi, kami hanya akan membahas aplikasi yang kami gunakan saja. Mengapa ? kami belum pernah mencoba secara langsung sehingga belum bisa memberikan pendapat tentang aplikasi tersebut. Baik, langsung saja sobat cuan bisa menggunakan platform berikut untuk investasi emas digital:
1. Aplikasi Pluang - Satu platform berbagai investasi
Aplikasi Pluang memberikan kemudahan buat kamu yang tertarik untuk berinvestasi emas digital hanya mulai dari Rp 10.000. Tertarik berinvestasi emas digital di Aplikasi Pluang ? Klik tombol dibawah ini ya! kamu akan dipandu daftar aplikasi pluang mulai dari Nol!
-- Review dan Panduan Aplikasi Pluang Klik Disini--
2. KoinWork - Investasi P2P landing & Emas Digital
Aplikasi koinWork melalui fitur KoinGold menawarkan investasi jual-beli emas digital dengan secara online mulai dari Rp 1000. Sobat cuan bisa melakukan transaksi jual-beli emas dengan secara realtime dan tanpa menunggu 5 menit maka emas akan masuk kedalam saldo rekening KoinWorks kamu. Tertarik untuk berinvestasi emas digital melalui aplikasi KoinWork ? Klik tombol dibawah ini sekarang juga! kamu akan dipandu daftar aplikasi KoinWork mulai dari Nol!
-- Review dan Panduan Aplikasi KoinWorks Klik Disini--
Demikian sedikit sharing dari tim cuanvestasi tentang faktor penggerak harga emas. Semoga dapat menambah wawasan investasi kita semua ya!
Posting Komentar